Pages - Menu

Senin, 09 Desember 2013

Pengertian Sistem Sosial

Pengertian Sistem Sosial

Suatu sistem sosial dirumuskan sebagai suatu sistem dari unsur-unsur sosial atau seperti dikemukakan oleh Hugo F. Reading “the system of social element” Perumusan arti sistem sosial ini sangat sederhana, dan memerlukan penjelasan yang memadai terutama sistem dan unsur-unsur sosial.
Apakah sistem itu. Tatang M Amirin menyatakan bahwa istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang mempunyai arti sebagai berikut :
1.Suatu hubungan yang tersusun dari sekian banyak bagian,
2.Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen-komponen secara teratur.
Jadi, systema itu mengandung arti sebagai sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan (a whole). Dikemukakan pula oleh Amirin bahwa dalam perkembangannya ternyata pengertian sistem serupa ini hanya merupakan salah satu ipemertian saja, ternyata istilah ini dipergunakan untuk menunjuk N Jordan dalam bukunya “Some Thinking About System”. Amirin mengemukakan bahwa tidak kurang dari 15 macam pengertian sistem digunakan. Dari 15 penggunaan istilah sistem, Tatang M Amirin mengambil enam contoh yang menurutnya agak dikenal di indonesia. Keenam pengeritan sistem itu adalah sebagai berikut :
a.Sistem yang digunakan untuk menunjuk suatu kumpulan atau himpunan benda-benda yang disatukan atau dipadukan oleh suatu bentuk yang saling berhubungan atau saling ketergantungan yang teratur; suatu himpunan bagian-bagian yang tergabung secara alamiah maupun oleh budi daya manusia sehingga menjadi suatu kesatuan yang bulat dan terpadu; suatu keseluruhan yang terorganisasikan, atau sesuatu yang organik; atau juga berfungsi, berfungsi, bekerja atau bergerak secara serentak bersama-sama, bahkan sering bergeraknya mengikuti suatu kontrol tertentu. Sistem tata surya, ekosistem, merupakan contohnya.
b.Sistem yang digunakan untuk menyebut alat-alat atau organ tubuh secara khusus memberikan andil atau sumbangan terhadap berfungsinya fungsi tubuh tertentu yang rumit tetapi amat vital. Misalnya saja sistem syaraf.
c.Sistem yang menunjukan sehimpunan gagasan (ide) yang tersususn, terorganisasikan, suatu himpunan gagasan, prinsip, dokrin, hukum dan sebagainya yang membentuk suatu kesatuan yang logik dan dikenal sebagai isi buah pikiran filsafat tertentu, agama, atau bentuk pemerintahan tertentu. Sistem teologi Agustinus, sistem pemerintahan demokratik, sistem masyarakat Islam, merupakan contoh-contohnya.
d.Sistem yang dipergunakan untuk menunjuk suatu hipotesis atau suatu teori (yang dilawankan dengan praktek). Kita kenal misalnya pendidikan sistematik.
e.Sistem yang dipergunakan dalam arti metode atau tata cara. Misalnya saja sistem mengetik sepuluh jari, sistem modul dalam pengajaran, pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah dan sistem anak angkat, dan belajar dengan sistem jarak jauh.
f.Sistem yang dipergunakan untuk menunjuk pengertian skema atau metode pengaturan organisasi atau susunan sesuatu, atau mode tata cara. Dapat juga dalam arti suatu bentuk atau pola pengaturan, pelaksanaan atau pemrosesan, dan juga dalam pengertian metode pengelompokan, pengkondifikasian, dan sebagainya. Misalnya saja sistem pengelompokan bahan pustaka menurut Dewey (Dewey Decimal Clasification).
Apabila ditelaah dengan seksama, dari ragam pengertian sistem yang telah diindentifikasikan diatas, terdapat suatu ciri khusus yang melekat pada tiap arti sistem. Ciri khusus tersebut adalah bahwa didalam sistem unsur-unsur yang berkaitan atau berhubungan sebagai suatu kesatuan. Di dalam sisyem berarti ada unsur yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi merupakan bagian dan bagian itu berhubungan sebagai suatu kesatuan. Ciri inilah yang kelihatan menjadi patokan dalam membuat batasan atau definisi maupun arti sistem, seperti ditunjukan oleh beberapa definisi arti sebagai berikut:
g.Elias M Awad, menyatakan bahwa “… a system can be defined as an organized group of components (subsistems) linked together according to plan to achieve a specific objective”
h.Johnson, Kast dan Rosenzweig (alih bahasa Madudji, 1980) menyebutkan bahwa suatu sistem adalah “suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau teorganisasi; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh”.
i.Campbell, menyatakan bahwa :”we might define a system as any group of interrelated components or parts which function together to achieve a goal”
j.Shrode dan Voich, mengemukakan bahwa “a system is a set of interrelated parts, working independently and jointly, ini pursuit of common objectives of the whole, within a complex environment.
Definisi yang diberikan oleh Shrode dan Voich ini dirumuskan setelah mereka menelaah unsur-unsur dari definisi-definisi sistem. Menurut mereka unsur-unsur itu adalah:
a.hipunan bagian-bagian
b.bagian-bagian itu saling berkaitan
c.masing-masing bagian bekerja secara mandiri dan bersama-sama, satu sama lain saling mendukung
d.semuanya ditujukan pada pencapaian tujuan bersama atau tujuan sistem
e.terjadi di dalam lingkungan yang rumit atau kompleks
Pengertian sistem yang dijabarkan oleh Shrode dan Voich tersebut, senada dengan pengertian sistem yang diajukan oleh Henry C Lucas Jr dalam buku “The Analysis, Design, and Implementation of Information System. Menurut Lucas, a system is an organized, ineracting, interdepenet, and integrated set of components of variables”. Dengan mengutip Schroderbek (1971), Lucas menguraikan dimensi suatu sistem, sebagai berikut:
1.The components of system are interrelated and interdependent, unrelated and independent components do not constitute a system. In fact, one of the important tasks in studying a system is to determine the relationships among components.
2.A system is viewed as whole, we do net necessarily break it down into constituent parts, particulary if it means that we lose sight of the entire system. In many instances we shall concentrate on subsystem that constitute a large sistem, but we do not want to ignore to overall framework provided by larger system.
3.System are goal seeking in some way, the interacting components reach some final state or goal, an equilibrium position of goal attainment
4.System have inputs and outputs, they are dependent on some set of inputs to process to attain the sistem’s goals. All systems produce some output needed by other sysems.
5.All systems transform inputs into outputs, usually the form of the output differs from that of the input.
6.System exhibit entropy, a term borrowed from thermodynamics. Entrhopy describes the state of a cloded system (no inputs from outside the system) where all elements move toward disorganization and inablility to obtain and process inputs so the system in unable to produce outputs. Information processing is critical to the survival of system.
7.the system must have a way to regulate its interacting components so that its objectives will be realized. Planning, control, and feedback are associated with this regulatory function.
8.System usually consist of smaller subsystems. The disting of smaller system within larger ones forms a hierarchy that is a characteristic of system theory.
9.We usually find differentiation in complex systems, that is specialized unit perform specialized tasks.
10.System regenerally exhibit equifinaly, some final state that can be reached from several different paths or starting points. In other words, there are multiple ways to achieve the goal of the system.
Dengan memperhatikan hal-hal diatas, dapat kita menyatakan bahwa suatu sistem merupakan suatu keseluruhan dari unsur-unsur atau bagian-bagian yang berkaitan atau berhubungan satu sama lain dalam satu kesatuan. Di dalam pengertian sederhana ini tercakup adanya hubungan timbal balik antara unsur-unsur atau bagian-bagian sistem. Apabila pengertian sistem diterapkan pada sistem sosial, maka suatu sistem sosial dapat diartikan sebagai suatu keseluruhan dari unsur-unsur sosial yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain., dan saling pengaruh-mempengaruhi, dalam kesatuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar