LIMA PILAR PEMBANGUNAN NASIONAL
Pembangunan
nasional pada hakikatnya adalah merupakan suatu upaya untuk mewujudkan kehidupan
berbangsa dan bernegara dalam hal mencerdaskan kehidupan masyarakat,
terciptanya kesejahteraan umum, perlindungan bagi masyarakat dan negara, dan
membantu ketertiban dunia dan perdamaian abadi. Suatu upaya yang merupakan hal
dasar yang harus di wujudkan oleh pemegang kebijakan nasional dalam membangun
Negara ini.
Namun, kita sudah sama-sama tahu apa yang terjadi dan ada dalam kehidupan masyarakat saat ini, tidak seluruh perwujudan tersebut di ciptakan dalam kehidupan masyarakat, banyak sekali jurang-jurang social didalamnya, tidak seimbangnya kehidupan masyarakat, keadaan yang memprihatinkan di beberapa daerah ( di Ibukota malah juga ada ), dan juga penegakan hukum yang masih berat sebelah , masalah korupsi tidak kelar2, serta masalah kedaulatan di Negara kita ( Senggolan Malaysia dan Papua Nugini beberapa waktu lalu ).
Apakah selama ini pemerintah kita tidak membangun Negara ?, mereka membangun namun mungkin karena kepintaran mereka sepertinya hanya membangun kulit luar saja dari wadah yang kita sebut Negara ini dengan pembangunan-pembangunan fisik, yang hanya cukup memandang pondasi pembangunan yaitu dasar negara Pancasila sebagai pondasi yang kuat, sebagai tapi tidak memiliki pilar yang kurang kuat untuk menunjang pembangunan itu.
Pilar-Pilar penunjang pembangunan nasional adalah wujud dari pondasi pembangunan Negara, untuk menunjang pembangunan diatasnya sebagai wujud tumbuhnya pembangunan kehidupan masyarakat dan Negara.
Contohnya,
Begini,
kalau kita mau membangun rumah tentunya kita harus punya pondasi yang kuat di
bawahnya, lalu setelah pondasi ada kita bangun tiang-tiang yang kokoh untuk
pembangunan selanjutnya entah untuk di tingkatkan lagi ataupun membangun atap
untuk melindungi rumah kita dan orang-orang yang tinggal didalamnya.
Begitu juga logikanya dengan pembangunan Negara, Indonesia telah memiliki suatu pondasi yang kuat yaitu Pancasila sebagai Dasar Negara, namun tiang-tiang yang dibangun dalam hal ini saya sebut Pilar tidaklah cukup kuat untuk menunjang pembangunan lanjutan yang sudah terjadi, dan menurut saya malah salah / kurang kokoh dalam membangun pilar-pilar penunjang tersebut.
Pilar Pembangunan yang kokoh untuk membangun Negara ini menurut saya, harus diciptakan Lima Pilar Utama yaitu :
1. Mewujudkan terciptanya pembangunan Pilar Pangan secara mandiri dan ketahanan pangan yang kokoh untuk menjaga sumber pangan yang baik bagi masyarakat.
Indonesia sebagai Negara agraris dan maritime tentunya masalah penciptaan pangan dan ketahanan seharusnya tidaklah sulit mewujudkannya. Sehingga Masalah Kelaparan di Negara kita dan kekurangan Gizi di Negara kita tidaklah menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat
2. Mewujudkan terciptanya pembangunan Pilar Sandang secara mandiri, kreatif dan mampu bersaing secara sehat dengan produk sandang lainnya.
Dalam Hal ini maksud saya adalah terjaganya industri pakaian di dalam negeri dimana seharusnya kita bangga untuk memakai produk – produk sandang dalam negeri dan juga pemerintah menjaga industry – industry sandang dalam negeri baik dari sisi mereka mendapatkan bahan baku industri dari hulu ke hilir dan perlindungan industry tersebut dari terjangan dan serbuan barang impor dari luar negeri. Bukan tidak boleh berdagang dengan luar negeri, tapi pemerintah dan masyarakat harus menciptakan paradigma cinta dalam negeri dan memakainya setiap hari ( jadi Bukan Slogan saja ).
3. Mewujudkan terciptanya pembangunan pilar Papan untuk perlindungan tempat tinggal masyarakatnya.
Pembangunan perumahan untuk masyarakat, dalam hal ini pemerintah harus menciptakan tempat berlindung bagi masyarakatnya untuk memiliki tempat tinggal yang layak dan sehat. Banyak masyarakat kita baik di pusat dan di daerah yang belum memiliki tempat tinggal sendiri dan layak, beberapa waktu lalu pemerintah membangun rusunami / rumah bersubsi untuk masyarakatnya namun banyak kendala bagi masyarakat utnuk memiliki tempat tinggal tersebut dalam hal kelayakan mendapatkan kredit dari Bank, dan yang membeli adalah notabene orang-orang yang memiliki uang dan layak saja, dan akhirnya mengkontrakan kembali property tersebut untuk masyarakat lain. Hal itu Sah-sah saja namun pertanyaannya pemerintah mau menarik untung dari masyarakat atau member kemudahan tempat tinggal bagi masyarakat ?
4. Mewujudkan terciptanya pilar Pendidikan Nasional untuk masyarakat.
Bicara Pendidikan, penyediaan Pendidikan adalah salah satu pilar utama yang tidak boleh dilupakan, pendidikan yang baik dari tersedianya sarana dan prasarana pendidikan nasional sampai kemudahan masyarakat untuk belajar adalah tugas pemerintah, dan masyarakat itu sendiri dalam pengadaannya, namun disini pemerintah harus membuatnya secara Cuma-Cuma untuk masyarakatnya dengan imbal balik hasil pendidikannya tersebut juga diperuntukan membangun Negara. Masih banyak sekolah-sekolah yang tidak layak bagi masyarakat yang harus di bangun dibanding pemerintah harus membangun sebuah tempat yang hanya untuk buang hajat orang-orang tertentu saja.
5. Mewujudkan terciptanya pilar kesehatan masyarakat secara terjamin dan bermutu.
Kesehatan Fisik dan Mental Masyarakat perlu di dukung oleh pemerintah dalam kehidupan masyarakat dimana pemerintah memberikan jaminan kesehatan bagi setiap lapisan masyarakat tanpa kecuali dan menyediakan sarana dan prasananya. Disini Pemerintah harus menyediakan semacam Asuransi bagi kesehatan masyarakatnya baik Kaya maupun Miskin, serta penyediaan infrastruktur kesehatan bagi mereka.
Bisa disimpulkan Lima Pilar Pembangunan Nasional yaitu Pangan,Sandang,Papan, Pendidikan dan Kesehatan itulah yang harus di bangun secara kuat untuk menopang pembangunan lainnya diatas pilar – pilar tersebut, dan secara keseluruhan pilar – pilar pembangunan tersebut akan menciptakan jiwa dan mental masyarakat yang lebih baik dalam menghadapi kemajuan zaman dan era globalisasi, disini saya menekan bahwa pembangunan mental yang harus di perkokoh di Indonesia bukan pembangunan Fisik kenapa begitu ? …..Anda Lihat saja masyarakat dan pemimpin kita..
Pembangunan berkelanjutan
Pembangunan
berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,
masyarakat, dsb)
yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987.
Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable
development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial. (oman)
Banyak laporan PBB, yang terakhir
adalah laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan terdiri dari
tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan lingkungan) yang saling bergantung dan
memperkuat.
Untuk sebagian orang, pembangunan
berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari
jalan untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal
alam. Namun untuk sebagian orang lain, konsep "pertumbuhan ekonomi"
itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.
Lingkup dan Definisi
Pembangunan
berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas
daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan
ekonomi, pembangunan
sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama
dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut
saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Scheme
of sustainable development: at the confluence of three preoccupations.
Skema
pembangunan berkelanjutan:pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi
Universal Keberagaman Budaya (UNESCO,
2001) lebih jauh menggali konsep pembangunan berkelanjutan
dengan menyebutkan bahwa "...keragaman budaya penting bagi manusia
sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi alam". Dengan demikian
"pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga
sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan
spiritual". dalam pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan
keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan
Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan
Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi
dan budaya. Pendukung Pembangunan Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini
menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir
dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik
dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan
tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan
yang terbatas.
Beberapa
riset memulai dari definisi ini untuk berargumen bahwa lingkungan merupakan
kombinasi dari alam dan budaya. Network of Excellence "Sustainable
Development in a Diverse World" SUS.DIV, sponsored by the European Union, bekerja pada jalur ini. Mereka
mengintegrasikan kapasitas multidisiplin dan menerjemahkan keragaman budaya
sebagai kunci pokok strategi baru bagi pembangunan berkelanjutan.
Beberapa
peneliti lain melihat tantangan sosial dan lingkungan sebagai kesempatan bagi
kegiatan pembangunan. Hal ini nyata di dalam konsep keberlanjutan usaha yang
mengkerangkai kebutuhan global ini sebagai kesempatan bagi perusahaan privat
untuk menyediakan solusi inovatif dan kewirausahaan. Pandangan ini sekarang
diajarkan pada beberapa sekolah bisnis yang salah satunya dilakukan di Center
for Sustainable Global Enterprise at Cornell University.
Divisi
PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan mendaftar beberapa lingkup berikut ini
sebagai bagian dari Pembangunan Berkelanjutan:
- Pertanian
- Atmosfer
- Keanekaragaman Hayati
- Biotekhnologi
- Pengembangan Kapasitas
- Perubahan Iklim
- Pola Konsumsi dan Produksi
- Demografi
- Penggurunan dan Kekeringan
- Pengurangan dan Manajemen Bencana
- Pendidikan dan Kesadaran
- Energi
- Keuangan
- Hutan
- Air Minum
- Kesehatan
- Pemukiman
- Indikator
- Industri
- Informasi bagi Pembuatan keputusan dan Partisipasi
- Pembuatan Keputusan yang terintegrasi
- Hukum Internasional
- Kerjasama Internasional memberdayakan lingkungan
- Pengaturan Institusional
- Pemanfaatan lahan
- Kelompok Besar
- Gunung
- Strategi Pembangunan Berkelanjutan Nasional
- Samudera dan Laut
- Kemisinan
- Sanitasi
- Pengetahuan Alam
- Pulau kecil
- Wisata Berkelanjutan
- Tekhnologi
- Bahan Kimia Beracun
- Perdagangan dan Lingkungan
- Transport
- Limbah (Beracun)
- Limbah(Radio aktif)
- Limbah (Padat)
- Air
Pembangunan
berkelanjutan merupakan konsep yang ambigu, dimana pandangan yang luas berada
di bawah naungannya. konsep ini memasukkan pemahaman keberlanjutan lemah,
keberlanjutan kuat, dan ekolog mendalam. konsep yang berbeda juga menunjukkan
tarik ulur yang kuat antara eko(lingkungan)sentrisme dan
antropo(manusia)sentrisme. Oleh karena itu konsep ini lemah didefinisikan dan
mengundang debat panjang mengenai definisinya.
Selama
sepuluh tahun terakhir, lembaga-lembaga yang berbeda telah berusaha mengukur
dan memantau perkiraan atas apa yang mereka pahami sebagai keberlanjutan dengan
mengimplementasikan apa yang disebut dengan matrik dan indikator keberlanjutan.
Peran Penduduk Dalam Pembangunan Berkelanjutan
Penduduk atau masyarakat merupakan bagian
penting atau titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan, karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan
objek dari pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan
pertumbuhan yang cepat, namun memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat
tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan
daya dukung alam dan daya tampung lingkungan yang semakin terbatas.
Penduduk Berkualitas merupakan Modal Dasar Pembangunan Berkelanjutan
Untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara, diperlukan komponen penduduk yang berkualitas. Karena dari
penduduk berkualitas itulah memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola
potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan maksimal, dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga harapannya terjadi keseimbangan
dan keserasian antara jumlah penduduk dengan kapasitas dari daya dukung alam
dan daya tampung lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar